Maaf, tidak ada data geolokasi yang dapat dipulihkan untuk perangkat Anda. Harap isi kolom formulir di bawah ini untuk memaksa deteksi geolokasi Anda saat ini.
Salah satu kuliner khas Rote adalah daging se’i yakni daging babi atau sapi yang dibumbui dan diasapi dengan bara api agar dapat disimpan lebih lama. Kata se’i berasal dari bahasa Rote yang berarti dikeringkan (se’i heni oena = keringkan airnya) dengan cara dipanggang di atas bara api.
Cara pengolahan se’i sebenarnya sederhana. Daging babi atau daging sapi dipilih yang berkualitas lalu dipotong memanjang dengan ukuran 100 cm lalu dibumbui dengan garam dan bumbu yang menjadi khas dari pengelolanya, kemudian didiamkan selama beberapa saat lalu diasapi. Selanjutnya daging ditaruh di atas tempat yang dibuat seperti balai-balai, para-para atau degu-degu kecil dari bahan kayu kusambi atau kula atau lainnya yang kuat dan masih mentah sehingga tidak mudah terbakar hangus (sekarang menggunakan besi panggang).
Umumnya di Rote Ndao tempat panggangnya dibuat semacam bak setinggi 1 (satu) meter lalu di bagian atasnya diletakkan besi/kayu panggangan permanen dan di bawah bak itulah diletakkan kayu bakar untuk membantu pengasapan daging yang ada di atas tempat panggang. Khusus daging se’i, kayu bakarnya menggunakan kayu kusambi atau dalam bahasa Rote disebut kule. Biasanya di atas daging yang diasapi itu ditutupi daun kusambi muda yang dipetik pada pagi hari. Konon, daun kusambi muda bermanfaat sebagai penyaring panas dan membuat aroma dan warna daging tetap terjaga dikarenakan daun kusambi muda pada pagi hari memproduksi Oksigen (O2). Pada proses pengasapan, daging se’i akan menyusut dan menghilangkan kandungan lemaknya. Maka dari itu daging se’i akan memiliki tekstur yang padat. Se’i memiliki ciri khas rasa gurih dan renyah bila disantap selagi panas.
Sesuai tradisi orang Rote, daging se’i dihidangkan pada ada acara hajatan/silaturahmi keluarga dari jauh maupun sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan kenalan di luar Rote. Selain itu se’i juga merupakan salah satu menu warung/restoran kuliner di Rote Ndao.
Nara Hubung:
Warung Elsadai Ba’a : Ibu Adolfina Daepani (HP: 081338613019)
Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberi Anda pengalaman terbaik di situs web kami.Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan berasumsi bahwa Anda menyukainya.Accept
Daging Se’i
Salah satu kuliner khas Rote adalah daging se’i yakni daging babi atau sapi yang dibumbui dan diasapi dengan bara api agar dapat disimpan lebih lama. Kata se’i berasal dari bahasa Rote yang berarti dikeringkan (se’i heni oena = keringkan airnya) dengan cara dipanggang di atas bara api.
Cara pengolahan se’i sebenarnya sederhana. Daging babi atau daging sapi dipilih yang berkualitas lalu dipotong memanjang dengan ukuran 100 cm lalu dibumbui dengan garam dan bumbu yang menjadi khas dari pengelolanya, kemudian didiamkan selama beberapa saat lalu diasapi. Selanjutnya daging ditaruh di atas tempat yang dibuat seperti balai-balai, para-para atau degu-degu kecil dari bahan kayu kusambi atau kula atau lainnya yang kuat dan masih mentah sehingga tidak mudah terbakar hangus (sekarang menggunakan besi panggang).
Umumnya di Rote Ndao tempat panggangnya dibuat semacam bak setinggi 1 (satu) meter lalu di bagian atasnya diletakkan besi/kayu panggangan permanen dan di bawah bak itulah diletakkan kayu bakar untuk membantu pengasapan daging yang ada di atas tempat panggang. Khusus daging se’i, kayu bakarnya menggunakan kayu kusambi atau dalam bahasa Rote disebut kule. Biasanya di atas daging yang diasapi itu ditutupi daun kusambi muda yang dipetik pada pagi hari. Konon, daun kusambi muda bermanfaat sebagai penyaring panas dan membuat aroma dan warna daging tetap terjaga dikarenakan daun kusambi muda pada pagi hari memproduksi Oksigen (O2). Pada proses pengasapan, daging se’i akan menyusut dan menghilangkan kandungan lemaknya. Maka dari itu daging se’i akan memiliki tekstur yang padat. Se’i memiliki ciri khas rasa gurih dan renyah bila disantap selagi panas.
Sesuai tradisi orang Rote, daging se’i dihidangkan pada ada acara hajatan/silaturahmi keluarga dari jauh maupun sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan kenalan di luar Rote. Selain itu se’i juga merupakan salah satu menu warung/restoran kuliner di Rote Ndao.
Nara Hubung:
Penulis posting
Lebih banyak posting