Maaf, tidak ada data geolokasi yang dapat dipulihkan untuk perangkat Anda. Harap isi kolom formulir di bawah ini untuk memaksa deteksi geolokasi Anda saat ini.
Pohon lontar atau pohon tuak dikenal sebagai pohon kehidupan karena masyarakat Rote Ndao banyak memanfaatkannya sebagai sumber penghidupan. Akar, batang, pelepah, daun dan air nira pohon ini semuanya bisa dimanfaatkan. Air dari pucuk mayang pohon lontar yang rasanya manis disadap dan dimanfaatkan untuk diminum langsung maupun dijadikan bahan dasar gula. Beberapa masyarakat menyulingnya dan dijadikan minuman fermentasi yang mengandung alkohol. Proses penyadapan pohon lontar hanya bisa dilakukan pada pagi dan sore hari saja. Sebagian warga yang memiliki banyak pohon lontar biasanya menyadap pada pukul 3 dinihari sebelum fajar menyingsing.
Ada tiga jenis gula hasil olahan dari air nira lontar yaitu; gula air, gula lempeng dan gula semut. Proses dasar pengolahan air nira lontar ini sama, yaitu memanaskannya pada cawan. Gula air segera diangkat dan disisihkan saat air nira mulai mengental. Gula lempeng dihasilkan dari olahan nira lontar yang sudah benar-benar mengental. Setelah diaduk dengan rata, lelehan gula dicetak pada guntingan daun lontar yang sudah dibentuk melingkar. Sedangkan gula semut dibuat dengan menambahkan sedikit baking soda untuk memunculkan efek gelembung udara pada adonan sehingga mudah dibentuk menjadi gula semut dengan cara mengaduk dan menggosoknya dengan kayu atau tempurung kelapa pada wajan. Gula lontar yang telah diolah tersebut dijual di rumah-rumah masyakat maupun dipasarkan ke pasar-pasar tradisional.
Ada beberapa lokasi yang menjadi pusat pembuatan gula lontar, salah satunya Desa Tualima. Di sana anda bisa langsung melihat proses pengolahan gula lontar dimulai dari proses penyadapan sampai dengan memasak menjadi tiga jenis olahan gula lontar. Desa Tualima berjarak sekitar 10 km dari Kota Ba’a dan dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor.
Paket Masak Gula Lontar:
Gula Air (+ Wisatawan membawa pulang 1 jerigen Gula Air hasil masak sendiri):
Rp. 250.000
Gula Lempeng (+ Wisatawan membawa pulang 100 lempeng Gula hasil masak sendiri):
Rp. 250.000
Gula Semut (+ Wisatawan membawa pulang 3 kg Gula Semut hasil masak sendiri):
Rp. 250.000
Nara Hubung:
Joni Modokh (Pembina Kelompok Sadap Lontar Desa Tualima): 081339453264
Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberi Anda pengalaman terbaik di situs web kami.Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan berasumsi bahwa Anda menyukainya.Accept
Gula Lontar
Pohon lontar atau pohon tuak dikenal sebagai pohon kehidupan karena masyarakat Rote Ndao banyak memanfaatkannya sebagai sumber penghidupan. Akar, batang, pelepah, daun dan air nira pohon ini semuanya bisa dimanfaatkan. Air dari pucuk mayang pohon lontar yang rasanya manis disadap dan dimanfaatkan untuk diminum langsung maupun dijadikan bahan dasar gula. Beberapa masyarakat menyulingnya dan dijadikan minuman fermentasi yang mengandung alkohol. Proses penyadapan pohon lontar hanya bisa dilakukan pada pagi dan sore hari saja. Sebagian warga yang memiliki banyak pohon lontar biasanya menyadap pada pukul 3 dinihari sebelum fajar menyingsing.
Ada tiga jenis gula hasil olahan dari air nira lontar yaitu; gula air, gula lempeng dan gula semut. Proses dasar pengolahan air nira lontar ini sama, yaitu memanaskannya pada cawan. Gula air segera diangkat dan disisihkan saat air nira mulai mengental. Gula lempeng dihasilkan dari olahan nira lontar yang sudah benar-benar mengental. Setelah diaduk dengan rata, lelehan gula dicetak pada guntingan daun lontar yang sudah dibentuk melingkar. Sedangkan gula semut dibuat dengan menambahkan sedikit baking soda untuk memunculkan efek gelembung udara pada adonan sehingga mudah dibentuk menjadi gula semut dengan cara mengaduk dan menggosoknya dengan kayu atau tempurung kelapa pada wajan. Gula lontar yang telah diolah tersebut dijual di rumah-rumah masyakat maupun dipasarkan ke pasar-pasar tradisional.
Ada beberapa lokasi yang menjadi pusat pembuatan gula lontar, salah satunya Desa Tualima. Di sana anda bisa langsung melihat proses pengolahan gula lontar dimulai dari proses penyadapan sampai dengan memasak menjadi tiga jenis olahan gula lontar. Desa Tualima berjarak sekitar 10 km dari Kota Ba’a dan dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor.
Paket Masak Gula Lontar:
Rp. 250.000
Rp. 250.000
Rp. 250.000
Nara Hubung:
Joni Modokh (Pembina Kelompok Sadap Lontar Desa Tualima): 081339453264
Penulis posting
Lebih banyak posting