Kategori

Wilayah

Kain Tenun Ikat Rote Ndao

Local

Kain tenun ikat Rote Ndao telah ada sejak ratusan tahun silam. Sebelum mengenal kapas, kain tenun dibuat dari bahan serat gewang. Tenunan yang dihasilkan berupa sarung yang disebut lambi tei dan selimut yang disebut lafe tei, dipakai sebagai pakaian harian maupun pakaian pesta. Pada masa lampau sebelum mengenal zat pewarna dari produk industri, orang Rote menggunakan pewarna tradisional, seperti mengkudu, tarum, kunyit, dll. Dewasa ini pewarna-pewarna dari bahan tradisional sudah tidak dipakai lagi. Orang Rote lebih cenderung  menggunakan zat pewarna Nepthol, dibandingkan pewarna-pewarna tradisional.

Bagi orang Rote Ndao, kedewasaan seorang wanita tidak saja ditentukan oleh usia semata. Kedewasaan tersebut diukur dari apakah sang gadis sudah dapat mengikat motif, mencelup dan menenun. Apabila hal tersebut sudah bisa dipenuhi, maka sang gadis sudah pantas mempersiapkan diri menuju kehidupan berumah tangga.

Kain tenun dibuat tidak saja untuk memenuhi kebutuhan akan pakaian, tetapi lebih dari itu, kain tenun memiliki peranan penting dalam setiap aspek kehidupan masyarakat tradisional. Dalam kaitannya dengan adat perkawinan, kain tenun digunakan sebagai kelengkapan busana pengantin, barang antaran (isi peti), dan penutup tempat sirih pada upacara meminang gadis. Dalam kaitan dengan upacara kematian, kain tenun di samping dipakai untuk menutup jenasah, kain tenun juga dibentang di bagian bawah plafon rumah menutup tempat tidur jenazah.

Pada saat jenazah diangkat keluar rumah untuk dimakamkan, kain tenun yang dibentang, diambil kembali dan disimpan oleh kepala suku. Kain tenun juga sebagai penentu status sosial seseorang.Dewasa ini pemakaian kain tenun tidak lagi mengacu pada status sosial seseorang. Kain tenun khusus dipakai pada upacara-upacara adat, imbalan atas maskawin dari pengantin pria, barang antaran kaum perempuan dan sebagai benda ekonomi yang dapat memberi kontribusi dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Aplikasinya pun kini lebih luas, kain tenun banyak juga digunakan menjadi hasil olahan ikutan yang dibuat berbagai bentuk fashion seperti tas, cinderamata, aksesoris dan fashion lainnya.

Harga dari kain tenun ikat bervariasi yakni Rp 300.000 s/d Rp 1.000.000 untuk sarung dan selimut, sedangkan Rp 50.000 s/d Rp. 100.000 untuk selendang. Ada beberapa lokasi yang menjadi pusat tenun ikat di Rote Ndao yang direkomendasikan untuk anda yaitu; Kampung Ndao di Kelurahan Namodale, Lobalain (Ibu Novi Bunga, No Hp: 085252378187), Dusun Fopo di Kelurahan Onatali, Rote Tengah (Bp. Egis Sinlaeloe, No Hp : 082178863085) dan Desa Nemberala, Rote Barat (Ibu Heni Fia, No Hp: 085253727556).